Sungguh!!

 Semenjana, Lelaki Itu Berseru !!

"Kau kepalang, Sungguh! Tidak akan ada Minggu, Sabtu, atau apapun itu yang kau sebut waktu, sungguh. Semua hanya tentang hari ini, esok dan kau harus tetap hidup, sungguh. Semoga amin menyertai senyum mu. Itu ibadah, sungguh.."

Acap kali kau mengucapnya setiap kali kita menyeduh tawa.

Sungguh, tawa itu terlihat tidak biasa.

Aku tau kau ingin menangis sekali waktu ketika kau sendiri, tapi itu bukan dirimu, kau adalah lelaki! Sungguh.

Meski kalimat itu menyiksa, tapi kadang itu menjadi pertaruhan bagi lelaki perkasa nan tangguh, yang bertarung dengan waktu hingga tak mengenal muaranya.

Lalu?—mestinya kita mengerti saja, bahwa kau kepalang, sungguh! Aku menyebut itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Puisi]“Ruas Benak (Ber-Cinta)”

Cinta Kadang begitu (Sepertinya tidak selalunya begini)

(Ringkas) Perihal Membaca