Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Cinta Kadang begitu (Sepertinya tidak selalunya begini)

Esmeralda sang cinta. Ini hanya kicauan hati seadanya.. Pada setiap sudut-sudut penantian. Berkisah tentang belantara rasa.. Pada setiap insan yang di sematkan dalam palungan kerinduan. Mungkin (Kita Berdua) lupa atau kurang menatanya, mengingat kemarin adalah bagian dari cerita berujung pada sebuah kisah cinta.. Pada setiap amarah dan egoh yang kau kedepankan dalam pertemuan. Hari ini pun (Kita Berdua) sedang berpura-pura tak mengingatnya atau hanya sekedar mengisyaratkan bahwa itu tidak penting lagi, entahlah, seni berkelakar kadang begitu... Padanya, kita adalah satu dari setiap waktu yang ia jerumuskan dalam belantara rasa itu. hanya pada sisi berharap saja yang aku kira bisa ku terka, bahwa kau masih mengingatnya.. 

[Puisi]“Ruas Benak (Ber-Cinta)”

Menyeru setiap titik perjalanan Menepi dalam diam, dengan sedikit gerak spontan Berusaha mengelabui waktu, dalam sunyi dengan sedikit pergolakan Serbu di balik jerumun.. Gerak meronta jari-jemari ia hentakan Mengupas sedikit demi sedikit balutan kesucian Hingga hening malam menghantarkannya dalam luapan Cinta itu ia suguhkan Hingga tak karuan Barulah, tetibanya di penghujung kenikmatan Berurailah segalanya dalam kesemrawutan keadaan Sungguh, Cinta itu kenikmatan Dalamnya ia adalah deraian rasa yang sungguh membingungkan _1997

"Tentang (Nelangsa 1995)"

Tampak lelah menyapa malamnya, lantas mengehela setiap deraian sunyi Kemudian mendekat dan menyeru halus.. Sedalam itu (pernah) kami terjatuh.. Segala rasa dan cerita kami tempuh.. Sedalam itu (pernah) kami terjatuh.. Menguak segala rindu di sela temu.. Namun, lambat laun segala rindu rupa kami liputi dalam durasi bahagia Pun akhirnya tak mendapat restu panjang oleh semesta. Telak,,  tak terjamah rasa Dikau pun menyita beribu dilema Merintih dalam diam, sunyiku menyapa.. Semestinya tak kita indahkan segalanya.. Semestinya tak kita ulurkan segitu banyaknya.. Semestinya tak kita lantunkan bahagianya.. Seharusnya tak begitu semestinya _1997

"Nestapa Lelaki Celomes"

Yang dua menerawang Yang datang melantang Hilang tak tahu jalan pulang Enggan beranjak, ingin saja. Harapku menjaga, dirimu mendaga. Kau kah sajak tanpa secerca derita.?! Menilik hati,merembah rasa Sudah!! Acakadut aku. Muak!! Merontah!! Itulah Nestapa Lelaki Celomes.. Kekasih.. Mereka sedang tak mendua dalam derita. Hanya secerca cerita, layaknya dirimu tanpa sepoles dilema. Memilih adalah rupa dari rasa yang kau pendam. Engganmu untuk menunda adalah jawaban dari dari piliahan itu.