Lela(h)ki

Sedikit Lelaki dan kesemrawutan pikirannya.

Bersenandung harap pada waktu, sedang yang lain menggebu-gebu.

Mensiasati diri dengan segala umpama dan gelisah.

Boleh kita berkenalan, nona?

Ajak aku dengan senyum mu, itu mungkin singkat tapi aku tak Lelaki jika hanya tertawa memandangmu.

Biarlah mencintai mu itu menjadi urusan ku, hingga aku selesai dan menaruhnya dengan rapi kembali dalam diamku. 

Meski Lelaki adalah kebebasan yang menyertai pikirannya lantas mengharap tindakannya.

Namun pasti, biarlah lupa dan diamku itu tumbuh, berakar dan menua, hingga berharap pun enggan menutur lisannya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Puisi]“Ruas Benak (Ber-Cinta)”

Cinta Kadang begitu (Sepertinya tidak selalunya begini)

(Ringkas) Perihal Membaca