Lalu Kita ?

Tak guna menyangka pada yang tertera

Menelisik pada umpama umpama

Mengira adanya adalah riak kegelisahan dari segala rasa yang terungkap

Rupa rupanya hanya keberadaan

Menuangkan segalanya pada keresahan

Waktu.. 

Rindu.. 

Dan senyum sapa di sela sela temu. 

Hari hari adalah diri dari sepi

Sunyi.. 

Dan bunyi yang tak enyah dari jejak jejak hati

Tak mengira pada waktu yang menamatkan harinya

Kita hanya lupa harus mengakui itu

Nyata adalah semburan harapan

Pada setiap pertemuan..

Pengakuan..

Dan perjalanan..

Mula mulanya bersembunyi

Hingga tak menggelisahkan hati 

Rupa adalah keduanya

Hingga pada saatnya tiba

Kita adalah gelisah yang menamatkan waktu di setiap temu

Tanpa kepalsuan itu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Puisi]“Ruas Benak (Ber-Cinta)”

Cinta Kadang begitu (Sepertinya tidak selalunya begini)

(Ringkas) Perihal Membaca