Tentang Cinta dan Orange Yang Bercerita

Ingatlah aku,

Padamu rumput yang terbentang luas

Padamu serumpun bunga berduri

Padamu pondasi setapak cinta

Padamu yang ku sebut penampung rasa yang di lupakan – t4 sampah

Padamu..

Padanya..

Pada mereka..

..

Ingatlah aku,

Yang pernah mematahkan semangat tumbuhmu

Yang pernag merobek-robek harapanmu untuk mekar

Yang pernah menginjak-injak setumpuk cerita yang kau bentangkan pada sekian ruas jalan setapak cintamu

Yang pernah kau antarkan pada sekian tumpuk rasa yang kian hari kian lenyap terbakar api kesunyian

..

Ingatlah aku,

Bahwa yang datang padamu kala itu dengan rasa ingin menantangmu

Bahwa yang datang padamu kala itu dengan rasa ngin melenyapkanmu

Bahwa yang datang padamu kala itu dengan rasa ingin melihatmu menderita

Bahwa yang dating padamu kala itu hanyalah aku.. hanya aku.. dan aku..

..

Ingatlah aku,

Hingga pada akhinya, itu sudah cukup untuk selusin cerita kita

Untuk cerita yang aku anggap lenyap

Untuk cerita yang aku anggap tak lumayan untuk ku sebut berbahaya

Sampai jumpa di cerita selanjutnya.

Salam sayang dariku, Pengabdi waktu..

 

Tanya pada jarak si penyamun

Yang di nanti adalah detik kepastian

.

Di antara hati yang tergeletak

Tak jauh dari penantian, keduanya hanya enggan bertegur sapa

Di biarkannya jarak itu mereka-reka. Seakan memberi isyarat

Letakan pada setiap waktu yang terlelap

Hingga kita hidup dalam hayal yang meluap-luap


12.08.2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Puisi]“Ruas Benak (Ber-Cinta)”

Cinta Kadang begitu (Sepertinya tidak selalunya begini)